Hari libur lebaran keempat, saya banyak menghabiskan waktu untuk merapihkan kamar. Mulai dari baju yang sekiranya tak pernah saya pakai, maka disingkirkan. Yang tak layak, maka di-tong-sampah-kan. Begitu dengan barang-barang lainnya selain baju. Merapihkan kamar hampir sama capeknya dengan merapihkan hati ini muka sendiri, yang memang sudah begini ini dari lahir: Dirapihkan, berantakan lagi, dirapihkan berserakan lagi, atau dibersihkan ya debuan lagi. Tetapi bukan berarti tanpa keseruan. Nikmatnya merapihkan kamar, secara tidak sengaja, kita akan ditakdirkan untuk bertemu kembali barang-barang yang telah lama usang. Dan dipaksa masuk ke dalam pusaran nostalgia dengan masing-masing barang tertentu. Seperti majalah satu ini yang saya temukan di antara tumpukan kertas-kertas bekas. Majalah yang sempat trend di kalangan remaja pada masanya. Wajar saja, majalah ini simbol update -nya seorang anak muda kala itu, bahkan bisa didapat dengan cuma-cuma. Ada lagi yang ini. Sebuah bi...
Witing Tresno Jalaran Soko Kulino